Halo Sobat Burung Champion, dimanapun kalian berada, Lovebird bukanlah burung tipe fighter (petarung). Karena itu, ketika ditampilkan dalam lomba, ia tak selalu berada dalam kondisi top form, sehingga bisa rajin bunyi dan menekan lawan-lawannya. Nah, agar lovebird tampil prima saat lomba, kunci utamanya adalah menyetel kondisi birahinya, melalui pengaturan extra fooding (EF). Berikut ini tips menyetel birahi lovebird agar tampil prima saat lomba. Tips ini berdasarkan pengalaman Yayat Andrianto, perawat lovebird Dora, juara 2 di Piala Raja 2013. Selamat mengikuti.
Nama Om Yayat tidak dapat dipisahkan dari H Sugeng Distro, pemilik sejumlah lovebird jawara dari Antasari BC Tulungagung. Selain memiliki Dora, Om Sugeng juga mengoleksi loverbird jawara lainnya seperti Sizuka. Semua gaco ini dirawat oleh mekanik andalannya, yang tidak lain adalah Om Yayat.
Karena itu, tips menyetel birahi lovebird saat lomba yang diberikan Om Yayat dapat dijadikan salah satu referensi bagi lovebird lovers, khususnya yang sering melombakan burungnya. Artikel ini sudah dipublikasikan dalam Tabloid Agrobur Edisi 689 (Minggu I Agustus 2013), dan sangat menarik untuk dibaca.
Seperti diketahui, untuk keperluan nutrisi dasar, lovebird dapat diberikan pakan bijian seperti millet putih. Pemberian millet putih tidak akan menyebabkan birahi lovebird menumpuk. Istilah Om Yayat, pakan ini bersifat netral, alias sekadar mengenyangkan.
Nah, untuk mendongkrak birahinya, burung perlu diberi extra fooding (EF) seperti jagung muda, biji matahari, kangkung, maupun kroto. Pakan tambahan inilah yang berperan penting terhadap kondisi birahi lovebird, termasuk saat lomba.
Karena targetnya adalah bagaimana agar birahinya bisa optimal saat lomba, maka pemberian EF bisa digencarkan sehari menjelang lomba (H-1), atau Sabtu. Om Yayat biasa melakukannya pada Sabtu sore, diawali dengan pemberian 10 – 25 butir biji matahari.
“Pada hari Minggu, sebelum dibawa ke lapangan, kita amati dulu apakah birahi lovebird sudah naik atau belum. Jika kurang birahi, bisa diberi cacahan kangkung atau jagung muda. Selain itu, air minum bisa ditaburi sedikit garam untuk asinan,” ungkap Om Yayat yang tinggal di Desa Tapan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung.
Selanjutnya, saat burung sudah dibawa ke lapangan, amati kembali perilakunya. Sebab, terkadang LB mengalami peningkatan birahi secara berlebihan. Gejala yang terlihat, misalnya, burung ngeruji atau ngering, yaitu menempel pada jeruji sangkar sambil berputar-putar pada jeruji tersebut. Selain itu, burung juga sering turun ke dasar sangkar, kemudian ngeruji lagi, dan seterusnya.
Kalau Anda melihat lovebird menampilkan perilaku seperti itu, bisa dipastikan birahinya berlebihan, dan harus segera diturunkan. Caranya? “Berikan gabah dari beras merah, yang dioplos dengan millet putih,” kata Om Yayat.
Jika Anda membaca porsi pemberian biji matahari di atas berada dalam kisaran 10 – 25 butir, hal itu karena karakter masing-masing burung tidak selalu. Karena itu, Anda dapat mengatur setelan paling tepat, setelah melalui beberapa eksperiman. Silakan dicoba dari porsi paling minimalis dulu: 10 biji matahari, kemudian amati kondisi birahi dan perilakunya menjelang lomba.
Jika setelan ini dirasakan sudah tepat, berarti lovebird Anda secara genetis memang memiliki birahi tinggi. Jika burung sampai membutuhkan 25 biji matahari agar birahinya naik, berarti secara genetis birahinya rendah sehingga harus disokong melalui EF yang banyak pula.
Perawatan harian lovebird lomba
Selain setelan menjelang lomba dan saat lomba, perawatan harian terhadap lovebird lomba juga tak boleh dilupakan. Berikut ini tips Om Yayat mengenai perawatan harian untuk lovebird lomba:
Aktivitas harian dimulai pukul 06.30. Burung dikeluarkan dan langsung dijemur.
Saat penjemuran, sediakan pula cepuk berisi air yang digunakan untuk mandi burung. Ini merupakan cara yang biasa dilakukan Om Yayat. Jika Anda terbiasa memandikan lovebird dengan cara disemprot atau menggunakan karamba, sebaiknya teruskan saja kebiasaan tersebut.
Aktivitas mandi dan jemur bisa dilakukan bersamaan dengan burung master yang biasa mendampingi lovebird, misalnya cucak jenggot dan kenari. Artinya, sangkar bisa digantang berjejer. Tetapi lovebird jangan dijemur berdekatan dengan lovebird lainnya. “Kalau sekadar mendengar suara lovebird lainnya ya boleh saja,” kata Om Yayat.
Sekitar pukul 09.30, burung diangkat dari penjemuran, dan diangin-anginkan sebentar. Demikian pula dengan burung masternya.
Selanjutnya, burung dikerodong dan ditaruh di gantangan biasanya. Burung master tetap didekatkan dengan sangkar lovebird.
Menurut Om Yayat, dalam satu rumah sebaiknya cukup memelihara dua ekor lovebird, agar burung tidak selalu bersahut-sahutan. Sebab, hal ini akan menguras staminanya, sehingga saat di lapangan malah tidak bisa bekerja.
Namun, kalau Anda bisa mengakalinya, tentu bisa saja memelihara lebih dari dua ekor. Misalnya, LB dimasukkan dalam ruang terpisah dan agak berjauhan, sehingga suaranya tak begitu jelas terdengar oleh lovebird lainnya.
Semoga bermanfaat Burung Lovers.
EmoticonEmoticon